Selasa, 19 Juni 2012 17:10 WIB
Warga Karawang Tangani Abrasi secara Swadaya
KARAWANG--MICOM :
Warga Desa Cemarajaya terpaksa melakukan penuraban seadanya di sepanjang bibir pantai wilayah Desa Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat.
Pemerintah daerah setempat belum melakukan penuraban dalam mengantisipasi abrasi di daerah tersebut.
"Abrasi yang terjadi di Desa Cemarajaya sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Tetapi selama terjadi abrasi, Pemkab Karawang nyaris tidak pernah melakukan penuraban sebagai bentuk penanganan abrasi," kata Kepala Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Young Liem Supardi, di Karawang, Selasa (19/6).
Dikatakan, akibat khawatir abrasi mengancam tempat tinggal mereka, warga berinisiatif melakukan penanganan abrasi secara swadaya, dengan melakukan penuraban di sepanjang bibir pantai utara perairan Desa Cemarajaya. Sebab, jika menunggu penanganan abrasi dari Pemkab Karawang tidak pernah ada.
Menurut dia, warga biasa melakukan penuraban di sepanjang bibir pantai dengan meletakkan karung berisi pasir di sepanjang bibir pantai.
Penuraban yang dilakukan warga itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, karena dari tahun ke tahun abrasi di sekitar Desa Cemarajaya semakin parah.
Sementara Pemkab Karawang informasinya baru pada tahun ini akan melakukan penanganan abrasi dengan menurab di sepanjang 300 meter bibir pantai Desa Cemarajaya.
Menurut Young Liem, saat ini abrasi yang terjadi di daerahnya sudah cukup parah. Sejumlah kampung di Desa Cemara Jaya, yang berada di sekitar wilayah pantai terancam tenggelam akibat abrasi.
"Sampai saat ini sudah sangat luas daratan yang tergerus air laut Cemara Jaya. Itu menandakan abrasi yang terjadi di daerah kami sudah sangat parah," kata dia.
Ia memperkirakan, jika abrasi di sepanjang bibir pantai sekitar Desa Cemara Jaya tidak segera diatasi secara serius, maka sejumlah kampung di sekitar Desa Cemara Jaya berpenduduk 1.500 KK itu akan tenggelam.
Berdasarkan pengamatan selama beberapa tahun terakhir, abrasi yang terjadi di desa itu cukup parah. Bahkan, abrasi di daerah tersebut sudah menggerus sejumlah areal perkebunan, tambak ikan, jalan raya, dan permukiman penduduk.
"Laju abrasi di sepanjang bibir pantai Desa Cemara Jaya mencapai sekitar 5 sampai 10 meter per tahun. Akibatnya, saat ini bibir pantai sudah sangat dekat dengan permukiman penduduk dan jalan raya di sekitar Desa Cemara Jaya," kata dia.
Pemerintah daerah setempat belum melakukan penuraban dalam mengantisipasi abrasi di daerah tersebut.
"Abrasi yang terjadi di Desa Cemarajaya sudah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir. Tetapi selama terjadi abrasi, Pemkab Karawang nyaris tidak pernah melakukan penuraban sebagai bentuk penanganan abrasi," kata Kepala Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Young Liem Supardi, di Karawang, Selasa (19/6).
Dikatakan, akibat khawatir abrasi mengancam tempat tinggal mereka, warga berinisiatif melakukan penanganan abrasi secara swadaya, dengan melakukan penuraban di sepanjang bibir pantai utara perairan Desa Cemarajaya. Sebab, jika menunggu penanganan abrasi dari Pemkab Karawang tidak pernah ada.
Menurut dia, warga biasa melakukan penuraban di sepanjang bibir pantai dengan meletakkan karung berisi pasir di sepanjang bibir pantai.
Penuraban yang dilakukan warga itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir, karena dari tahun ke tahun abrasi di sekitar Desa Cemarajaya semakin parah.
Sementara Pemkab Karawang informasinya baru pada tahun ini akan melakukan penanganan abrasi dengan menurab di sepanjang 300 meter bibir pantai Desa Cemarajaya.
Menurut Young Liem, saat ini abrasi yang terjadi di daerahnya sudah cukup parah. Sejumlah kampung di Desa Cemara Jaya, yang berada di sekitar wilayah pantai terancam tenggelam akibat abrasi.
"Sampai saat ini sudah sangat luas daratan yang tergerus air laut Cemara Jaya. Itu menandakan abrasi yang terjadi di daerah kami sudah sangat parah," kata dia.
Ia memperkirakan, jika abrasi di sepanjang bibir pantai sekitar Desa Cemara Jaya tidak segera diatasi secara serius, maka sejumlah kampung di sekitar Desa Cemara Jaya berpenduduk 1.500 KK itu akan tenggelam.
Berdasarkan pengamatan selama beberapa tahun terakhir, abrasi yang terjadi di desa itu cukup parah. Bahkan, abrasi di daerah tersebut sudah menggerus sejumlah areal perkebunan, tambak ikan, jalan raya, dan permukiman penduduk.
"Laju abrasi di sepanjang bibir pantai Desa Cemara Jaya mencapai sekitar 5 sampai 10 meter per tahun. Akibatnya, saat ini bibir pantai sudah sangat dekat dengan permukiman penduduk dan jalan raya di sekitar Desa Cemara Jaya," kata dia.
(Ant/OL-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar