Sri Gethuk Sejumlah pengunjung menikmati wisata air terjun Sri Gethuk di Gunung Kidul, Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Sigid Kurniawan)
 
 
Gunung Kidul (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan air bersih.

"Saat ini banyak ditemukan sumber air di Gunung Kidul yang belum dimanfaatkan optimal. Universitas Gadjah Mada (UGM) dan beberapa instansi lain ingin membantu Gunung Kidul memanfaatkan sumber air secara optimal," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunung Kidul Syarief Armunanto, Sabtu.

Ia menyebutkan sedikitnya ada 20 sumber air atau mata air di Gunung Kidul yang akan dimanfaatkan.

Rencananya, kata dia, pemerintah dibantu UGM akan mendekatkan sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Untuk itu, menurut dia dalam waktu dekat akan memanfaatkan sumber air di Gunung Jomblang yang melimpah.

Menurut dia, sampai saat ini sumber air tersebut belum termanfaatkan, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah.

"Beberapa waktu lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunung Kidul bersama masyarakat dipanggil Dirjen Sumber Daya Air untuk membahas pemanfaatan dan pengembangan sumber air Gunung Jomblang. Kami sangat berharap pemerintah memberikan bantuan," kata Syarief.

Selain itu, kata dia, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gunung Kidul telah mengajukan proposal pengembangan Goa Jombak, yang rencananya untuk mengairi area sawah seluas 20 hektare.

"Sumber air atau mata air sangat banyak, tetapi Pemkab mengalami keterbatasan anggaran dan teknologi untuk pembangunan atau pemanfaatan sumber air itu," katanya.

Padahal, menurut dia, masyarakat Gunung Kidul sangat membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan pertanian.

Ia mengatakan masyarakat di sekitar sumber air Pok Tunggal yang lokasinya berjarak 50 meter dari garis pantai, telah memanfaatkan sumber air itu secara mandiri, guna memenuhi kebutuhan air mereka.

Pok Tunggal, kata dia, juga dikembangkan moleh asyarakat menjadi objek wisata. "Untuk menuju ke objek wisata tersebut, masyarakat melebarkan jalan, meski belum diaspal. Kami telah meminta DPU untuk merencanakan pengaspalan jalan, sebagai daya dukung objek wisata yang telah dirintis masyarakat setempat," katanya.
(KR-STR)
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © 2012