Sebuah Pesan Penting Untuk Calon Pemimpin Jawa Barat.
Pada tanggal 28 November 2012 Greenpeace Asia Tenggara-Indonesia bersama WALHI Jawa Barat meluncurkan laporan bertajuk : ‘Bahan Beracun Lepas Kendali’. Dalam laporan ini terungkap fakta tentang pembuangan bahan kimia berbahaya di 8 titik area industri sepanjang Sungai Citarum. Bahan-bahan kimia berbahaya yang bersifat persisten, tidak dapat terdegradasi di lingkungan yang berhasil dideteksi di titik-titik temuan antara lain adalah : kromium heksavalen, kadmium, merkuri, alkylphenol (BHT) dan berbagai turunan phthalate.
Temuan bahan kimia berbahaya di Sungai Citarum tentunya menjadi perhatian semua pihak. Apalagi fakta menyatakan 80% suplai air masyarakat Jakarta berasal dari sungai tersebut. Beberapa aksi telah dilakukan Greenpeace dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencemaran yang terjadi di Citarum, antara lain dengan pemutaran film Pelangi di Citarum yang diselenggarakan di PVJ Bandung tanggal 4 Desember. Aksi dan laporan yang diluncurkan Greenpeace bersama WALHI Jawa Barat adalah pesan terbuka yang juga disampaikan secara khusus bagi pemerintah dan industri.
Namun setelah 3 minggu Greenpeace mengungkapkan fakta kontaminasi yang terjadi di Sungai Citarum serta menyerukan kepada calon pemimpin Jawa Barat untuk berkomitmen mengatasi pencemaran di Citarum, Greenpeace dan masyarakat belum juga melihat ataupun mendengar komitmen dari para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Melanjutkan aksinya, bertepatan dengan hari penentuan nomor urut pemilihan calon pemimpin Jawa Barat, puluhan aktivis Greenpeace melakukan aksi damai di depan simbol Kegubernuran Jawa Barat, Gedung Sate, untuk secara lantang menyampaikan kepada Calon-Calon Pemimpin Jawa Barat bahwa 81% masyarakat menginginkan sungai bebas toksik. Seruan ini adalah sebuah urgensi agar para calon pemimpin berkomitmen melindungi Sungai Citarum dan sungai-sungai lain di Jawa Barat dari bahan kimia berbahaya.
Sebanyak 30 aktifis Greenpeace memasang poster berukuran 12x1.5 meter yang menggambarkan kondisi terkini Sungai Citarum sambil mengilustrasikan pipa pembuangan yang masih terus membuang bahan kimia berbahaya. Beberapa aktifis juga berperan sebagai calon tetap Gubernur Jawa Barat yang bersikap ‘tutup mata’, ‘tutup telinga’ dan ‘tutup mulut’ terhadap pencemaran bahan kimia berbahaya di tengah rentangan banner bertuliskan : “SIAPAKAH YANG AKAN BERKOMITMEN UNTUK SUNGAI BEBAS TOKSIK?”
“Aksi damai kali ini bertujuan memberikan tekanan kepada calon pemimpin Jabar bahwa aksi ‘tutup mata’, ‘tutup telinga’ dan ‘tutup mulut’ terhadap pencemaran bahan berbahaya industri akan berakibat kerugian dan hanya akan meninggalkan warisan berupa sumber-sumber air yang tercemar bagi generasi mendatang.” pernyataan Ahmad Ashov, Juru Kampanye Air Bebas Racun Greenpeace.
Pada tanggal 28 November 2012 Greenpeace Asia Tenggara-Indonesia bersama WALHI Jawa Barat meluncurkan laporan bertajuk : ‘Bahan Beracun Lepas Kendali’. Dalam laporan ini terungkap fakta tentang pembuangan bahan kimia berbahaya di 8 titik area industri sepanjang Sungai Citarum. Bahan-bahan kimia berbahaya yang bersifat persisten, tidak dapat terdegradasi di lingkungan yang berhasil dideteksi di titik-titik temuan antara lain adalah : kromium heksavalen, kadmium, merkuri, alkylphenol (BHT) dan berbagai turunan phthalate.
Temuan bahan kimia berbahaya di Sungai Citarum tentunya menjadi perhatian semua pihak. Apalagi fakta menyatakan 80% suplai air masyarakat Jakarta berasal dari sungai tersebut. Beberapa aksi telah dilakukan Greenpeace dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencemaran yang terjadi di Citarum, antara lain dengan pemutaran film Pelangi di Citarum yang diselenggarakan di PVJ Bandung tanggal 4 Desember. Aksi dan laporan yang diluncurkan Greenpeace bersama WALHI Jawa Barat adalah pesan terbuka yang juga disampaikan secara khusus bagi pemerintah dan industri.
Namun setelah 3 minggu Greenpeace mengungkapkan fakta kontaminasi yang terjadi di Sungai Citarum serta menyerukan kepada calon pemimpin Jawa Barat untuk berkomitmen mengatasi pencemaran di Citarum, Greenpeace dan masyarakat belum juga melihat ataupun mendengar komitmen dari para Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Melanjutkan aksinya, bertepatan dengan hari penentuan nomor urut pemilihan calon pemimpin Jawa Barat, puluhan aktivis Greenpeace melakukan aksi damai di depan simbol Kegubernuran Jawa Barat, Gedung Sate, untuk secara lantang menyampaikan kepada Calon-Calon Pemimpin Jawa Barat bahwa 81% masyarakat menginginkan sungai bebas toksik. Seruan ini adalah sebuah urgensi agar para calon pemimpin berkomitmen melindungi Sungai Citarum dan sungai-sungai lain di Jawa Barat dari bahan kimia berbahaya.
Sebanyak 30 aktifis Greenpeace memasang poster berukuran 12x1.5 meter yang menggambarkan kondisi terkini Sungai Citarum sambil mengilustrasikan pipa pembuangan yang masih terus membuang bahan kimia berbahaya. Beberapa aktifis juga berperan sebagai calon tetap Gubernur Jawa Barat yang bersikap ‘tutup mata’, ‘tutup telinga’ dan ‘tutup mulut’ terhadap pencemaran bahan kimia berbahaya di tengah rentangan banner bertuliskan : “SIAPAKAH YANG AKAN BERKOMITMEN UNTUK SUNGAI BEBAS TOKSIK?”
“Aksi damai kali ini bertujuan memberikan tekanan kepada calon pemimpin Jabar bahwa aksi ‘tutup mata’, ‘tutup telinga’ dan ‘tutup mulut’ terhadap pencemaran bahan berbahaya industri akan berakibat kerugian dan hanya akan meninggalkan warisan berupa sumber-sumber air yang tercemar bagi generasi mendatang.” pernyataan Ahmad Ashov, Juru Kampanye Air Bebas Racun Greenpeace.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar