Kamis, 25 April 2013

Berikut foto "morning glory" waduk jatiluhur. Bangunan yang seperti lubang besar di permukaan air itu lah yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air waduk. Jarak dari bibir pelimpas ke muka tanggul utama (tinggi jagaan) masih ada 7 meter lagi. Air yang keluar melalui lubang pelimpas itu yang mengalir ke sungai citarum.
Berikut foto "morning glory" waduk jatiluhur. Bangunan yang seperti lubang besar di permukaan air itu lah yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan air waduk. Jarak dari bibir pelimpas ke muka tanggul utama (tinggi jagaan) masih ada 7 meter lagi. Air yang keluar melalui lubang pelimpas itu yang mengalir ke sungai citarum.

Jumat, 05 April 2013

TUMPANGAN AIR



Tumpangan air
Peperomia pellucida.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Magnoliids
Ordo: Piperales
Famili: Piperaceae
Genus: Peperomia
Spesies: P. pellucida
Nama binomial
Peperomia pellucida
L.
Sinonim
Peperomia exigua
Peperomia translucens
Piper pellicudum L.
Tumpangan air (Peperomia pellucida) adalah terna kecil semusim dan berakar dangkal yang mudah ditemukan tumbuh liar di tepi saluran air atau pematang dan taman. Ukurannya 15 sampai 45 cm. Batangnya sukulen (berair), cerah, berdaging, demikian pula daunnya yang agak tebal tapi lunak.

Habitat

Tumbuhan yang tumbuh sepanjang waktu di bagian agak teduh dan lembap. Ia dikenal di Asia dan Amerika. Tumbuhan ini sangat mudah tumbuh dan menghasilkan banyak biji.

Kegunaan

Seluruh bagiannya dapat dimakan, tetapi kebanyakan dikenal dari manfaat pengobatannya.
Efek farmakologinya adalah sebagai analgesik (pengurang rasa sakit) dan antiradang (antiinflammatory), diduga terkait dengan efeknya pada sintesis prostaglandin pada tubuh manusia.
Ia diketahui pula memiliki efek antibiotik spektrum luas, ditunjukkan pada pengaruhnya dalam menekan Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, and Escherichia coli. Ekstrak daun keringnya dalam kloroform diketahui menghambat fungi Trichophyton mentagrophytes..
Dalam pengobatan tradisional, tumpangan air dikenal sebagai bagian dalam pengobatan sakit perut, bengkak, jerawat, kolik, pegal-pegal, sakit kepala, gangguan kemih, dan sakit sendi karena reumatik..

Di Asia Tenggara, seduhan tumbuhan ini dipakai untuk mengurangi asam urat dan mengobati gangguan kemih. Ia juga digunakan sebagai pembalur untuk jerawat.

MAHKOTA DEWA

Buah mahkota dewa
Pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya.
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:
  • Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
  • Saponin, yang bermanfaat sebagai:
    • sumber anti bakteri dan anti virus
    • meningkatkan sistem kekebalan tubuh
    • meningkatkan vitalitas
    • mengurangi kadar gula dalam darah
    • mengurangi penggumpalan darah
  • Flavonoid
    • melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
    • mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah
    • mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner
    • mengandung antiinflamasi (antiradang)
    • berfungsi sebagai anti-oksidan
    • membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
  • Polifenol
Tanaman atau pohon mahkota dewa seringkali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.
Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukn mutu hasil pengeringan yang tinggi. [1]
Buah mahkota dewa yang ada di pohon

Nama Lain

  • Makuto Rojo
  • Makuto Ratu
  • Obat Dewa
  • Pau (Obat Pusaka)
  • Crown of God
  • Boh Anggota Dewan
  • Simalakama (bahasa malayu)


GINGSENG


?Ginseng
Daun dan buah Panax quinquefolius
Daun dan buah Panax quinquefolius
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Apiales
Famili: Araliaceae
Upafamili: Aralioideae
Genus: Panax
L.
Spesies
Subgenus Panax
Section Panax
Series Notoginseng
Panax notoginseng
Series Panax
Panax bipinnatifidus
Panax ginseng
Panax japonicus
Panax quinquefolius
Panax vietnamensis
Panax wangianus
Panax zingiberensis
Section Pseudoginseng
Panax pseudoginseng
Panax stipuleanatus
Subgenus Trifolius
Panax trifolius
Ginseng (Panax) adalah sejenis terna berkhasiat obat yang termasuk dalam suku Araliaceae. Ginseng tumbuh di wilayah belahan bumi utara terutama di Siberia, Manchuria, Korea, dan Amerika Serikat. Jenis ginseng tropis dapat ditemukan di Vietnam, yaitu Panax vietnamensis. Nama "ginseng" diambil dari bahasa Inggris, yang dibaca mengikuti lafal Bahasa Kantonis, jên shên, dalam bahasa Mandarin dibaca "ren shen", "人蔘" (duplikat manusia), karena bentuk akar yang menyerupai manusia.
Ginseng digunakan dalam pengobatan tradisional. Akar tanaman ini dapat memperbaiki aliran dan meningkatkan produksi sel darah merah, serta membantu pemulihan dari penyakit.
Di Indonesia terdapat juga tumbuhan yang memiliki khasiat sama dengan ginseng yaitu ginseng Jawa atau som jawa, Talinum paniculatum Gaertn. dan kolesom, Talinum triangulare Wild. Di dalam pengobatan tradisional akarnya dicampur dengan berbagai jenis obat dan yang paling terkenal dalam bentuk campuran anggur. Kajian mengenai khasiat dan kegunaanya telah dilakukan untuk menjadikan kolesom sebagai ginseng Indonesia.


Panax schinsen atau ginseng korea adalah jenis ginseng yang berasal dari Korea.
Orang Korea menyebut ginseng sebagai insam. Di Korea, Panax schinsen liar yang tumbuh di hutan-hutan lebat pegunungan dinamakan sansam (ginseng gunung). Sansam adalah ginseng liar, sementara insam adalah ginseng yang dibudidayakan.
Walau kapan pertama kali ginseng dibudayakan di Korea tak diketahui, namun kualitasnya sudah diketahui sejak lama.Salah satu produknya dikenal dengan nama goryeo insam (ginseng goryeo/ginseng korea).
Ginseng korea berkualitas baik dikarenakan ditanam pada tanah subur dengan iklim yang mendukung. Sejak lama orang Korea menghargai ginseng dan berusaha keras memilikinya. Seseorang yang mencari ginseng liar di gunung dan menjualnya dinamakan sinamani (penggali ginseng liar).
Karena mengaggap sansam adalah hadiah dewa gunung (sansin), sebelum menggali ginseng mereka berdoa terlebih dahulu kepada dewa gunung dan berhati-hati dalam berkata dan bertindak. Jika menemukan sansam, mereka akan berteriak "sim bwatda" (saya sudah menemukannya), lalu melakukan ritual kepada dewa gunung sebelum menggalinya dengan hati-hati.
Dalam mitologi Korea, sansam adalah obat penyembuh yang dihadiahkan dewa. Ia bahkan hidup dan bisa berbicara. Pada saat ini, insam sudah dibudidayakan secara luas karena khasiatnya bagi manusia, antara lain efektif melawan kanker dan penyakit, sebagai tonik, bahan makanan, minuman kesehatan dan sebagainya.